sumber |
ada suatu kejadian dimana saya kabur dari rumah dan tidak sekolah. konyol sih kalau saya ingat. kejadian itu waktu saya SD. Waktu itu saya kabur dari rumah karena saya meminta kepada ibu saya 1 buku paket sekolah, akan tetapi ibu saya tidak membelikannya. Saya teringat dia mengucapkan " nak, ia nanti ibu belikan buku paket tersebut. sekarang kamu sekolah yah!". dengan penuh emosi saya lari dari rumah, lari dan terus berlari sambil menangis dengan penuh kesedihan. hingga sampai lah di stasiun kereta. saya berlari cukup jauh dari rumah hingga ke stasiun kereta.
sepanjang jalan banyak yang saya pikirkan dengan tangisan yang tak henti - hentinya. yang saya
pikirkan bagaimana saya kabur dari rumah dan tidak kembali, saya harus kemana dan harus hidup seperti apa. memang waktu itu saya masih kelas 5 SD. lalu saya terpaksa memasuki stasiun kereta hingga menunggu kereta tersebut. selama menunggu kereta saya banyak memikirkan hal tersebut. apa selanjutnya ? apa yang harus saya jalani ? apa dengan cara ini saya bisa lepas dari kehidupan ini ?
sumber |
hingga tibalah kereta lalu saya menaiki kereta tersebut tanpa membeli karcis. saya pergi hanya membawa baju yang saya pakai. sepanjang jalan kereta berjalan saya berfikir apa saya jualan dikereta ? memang waktu itu kereta masih berupa kereta bergerbong lokomotif dan banyak pedagang yang lalu lalang dan banyak juga hewan hewan didalam gerbong tersebut mulai dari ayam, bebek dan kambing. mungkin kalau sapi bisa masuk di masukin oleh para pedagang tersebut.
selama perjalanan saya memikirkan dimana saya harus tinggal ? saya harus cari makan dimana ? nanti gimana kedua orang tua saya ? apakah dia akan mencari saya ?. tanpa sadar tibalah saya di stasiun terakhir. lalu saya turun dari stasiun tersebut. banyak orang berlalu lalang di stasiun itu. hingga saya tak bisa berfikir kemana tujuan selanjutnya ? di stasiun tersebut ada kereta arah kembali dan ke arah yang berbeda. akhirnya saya menaiki kereta kembali. saya duduk di pintu kereta untuk melihat pemandangan selama kereta melaju. didalam pikiran hati saya berkecamuk merasa salah dan merasa saya tidak tau diri.
sumber |
buku paketmu ya" dengan hardik saya langsung berkata " tidak usah bu. jangan memaksakan. aku bersyukur masih bisa sekolah jangan dipaksa ya bu". dengan sedih ibu memelukku karena mendengar perkataan anaknya itu.
esok harinya saya ke sekolah dan mendapati sosok tinggi di depan kelasku dan ternyata dia..........
BERSAMBUNG...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar