Sapa yang ga suka main game online, ga cuma laki - laki wanita pun kerap ikut main game mulai dari yang melo sampe yang ekstrim. Biasanya yang dah ke asikan main game online itu suka lupa waktu. mulai dari mandi, makan, sampai ibadah. Ane juga tergolong suka main game online. tapi masih bisa menyeimbangkan dengan kehidupan yang nyata. Pernah ada yang sampai meninggal karena bermain game online tidak ingat waktu. Memang asik main game online, Apalagi kalau menghasilkan uang juga beh tambah semangat aja dah mainnya.
Padahal main game online itu cukup 3 jam ga usah lama - lama karena berefek pada pikiran kita. Bagi anak-anak dibawah umur biasanya mereka kerap meniru gaya atau kata -kata dalam game tersebut. bahkan banyak kejadian yang sampai meninggal, loh. ingat game PS2 yaitu game smack down. ya, itu game sangat berbahaya untuk anak- anak.
Coba para orang tua bagi anaknya yang suka main game, coba di awasi atau didampingi. main boleh tapi jangan lebih dari jam normal main.
bagi yang suka main game coba di usaha kan jangan terlalu lama agar tidak mengganggu pikiran kita.biasanya buat resah kalo dah asik main game tersebut..entah war tapi lagi sekolah.
efek efeknya :
1. suka bolos sekolah
2. uang abis ga karuan
3. suka panas dalem
4. suka pikun
5. suka berkata kotor ( anak labil)
6. malas
7. dll
ingat game itu cuma buat refreshing bukan untuk jadi kewajiban tiap harinya
tapi semua kembali pada anda semua. tks
Kamis, 13 Juni 2013
Pengemis dan Pedagang Kerupuk yang Buta
Anda pernah melihat bapak - bapak yang berkeliling mendagangkan kerupuk ikan sepanjang jalan dengan mata buta ? apakah anda pernah berfikir " kok bisa mereka berdagang keliling tanpa melihat ? apa mereka tidak takut nyasar atau di tipu pembelinya, dengan memberikan uang yang salah atau kembalian yang salah ? ".
Hebat, bapak ini sungguh hebat. mereka mengandalkan insting mereka untuk merayap pinggir jalan demi sesuap nasi. Miris rasanya jika dibandingkan dengan pengemis di pinggir jalan yang sehat bugar masih muda pula. Kenapa mereka tidak mencontoh dari bapak ini untuk mendagangkan dagangan. Mereka bisa seperti bapak ini yang penting mereka mau usaha. Yang ane sayangkan sekarang malah anak kecil disuruh meminta minta uang di lampu merah. Malah sekarang yang uniknya anak muda dengan menggunakan almamater entah dari sekolah mana atau kampus mana dan yayasan dari mana meminta sumbangan juga di jalan sungguh miris sangat. kenapa mereka tidak membuat aktifitas lain ja dan mereka bekerja yang layak lah, dan hasil kerjanya kan bisa di buat sumbangan ke yang membutuhkan. saya pernah ikut @jakarta hiden tour. saya disana di ajak ketempat-tempat yang kumuh istilahnya ga layak jadi hunian. ane mengambil kesimpulan dari tour itu mereka berusaha hidup meski harus ditempat kumuh ini, sebagian dari mereka bekerja dikantoran dan pelabuhan sebagai buruh angkut(kuli panggul).
Kembali ke topik, saya bingung dengan cara mereka berdagang berapa keuntungan yang mereka dapat dari berjualan tersebut panas-panasan hujan kadang kehujanan. saya pernah bertanya ke mereka, mereka mendapatkan keuntungan rata- rata seribu sampai 5000 perbungkus tergantung mereka menjajakan dagangannya. tapi apakah selalu habis ? tidak terkadang sehari mereka berkeliling tidak ada satupun yang laku. Jeger..... pikiran ku langsung berfikir yang tidak -tidak jika dagangannya tidak laku. mereka sudah punya tempat untuk berkumpul dengan teman - temannya. ada satu tempat yang saya tau yaitu di daerah mall cinere tapi deket danau yang tidak kepakai itu deket perum. entah gimana apa yang di bincangkan mereka tapi mereka tertawa lepas saya liat.
Andai pengemis bisa seperti bapak - bapak ini mungkin tidak akan di pandang rendah oleh masyarakat. Coba berusaha agar mampu dan tidak di rendah kan oleh masyarakat.
" berusaha meski jatuh, tak lelah maka dia akan mendapatkan jawabannya "
Langganan:
Postingan (Atom)